Parkinson's Disease

07.47 hakiki zahara 0 Comments

Parkinson’s disease adalah jenis gangguan dalam pergerakan. Terjadi ketika sel saraf di otak tidak cukup memproduksi zat kimia yang disebut dopamine. Kadang-kadang penyakit ini bersifat genetik, tetapi pada kebanyakan kasus penyakit ini bukanlah berasal dari keluarga.

            Gejalanya muncul secara berangsur-angsur, seringnya muncul pada satu sisi tubuh. Kemudian mempengaruhi kedua sisi tubuh. Gejalanya termasuk:
  • ·         Bergetarnya tangan, lengan, kaki, rahang dan wajah
  • ·         Kekakuan pada lengan, kaki dan badan
  • ·         Pergerakan yang lambat
  • ·         Kordinasi dan keseimbangan yang buruk.

Ketika gejalanya semakin buruk, orang dengan penyakit ini dapat memiliki masalah dalam berjalan, berbicara atau melakukan kegiatan yang mudah. Mereka juga memiliki masalah seperti depresi, gangguan tidur atau masalah dalam mengunyah, menelan dan berbicara.

Tidak ada hasil laboraturium untuk penyakit ini, sehingga penyakit ini sulit untuk di diagnosa. Dokter menggunakan sejarah kesehatan dan pemeriksaan neurological untuk mendiagnosanya.

Parkinson’s Disease biasanya muncul disekitar usia 60 tahun, tetpi bisa muncul lebih awal. Penyakit ini lebih cenderung dijumpai pada pria daripada wanita.

Tidak ada obat untuk penyakit ini, tetapi berbagai jenis obat dapat memberikan rasa lega dari gelaja-gejala tersebut. Biasanya pasien diberi levodopa dan carbidopa. Carbidopa menunda perubahan levodopa menjadi dopamine sampai tiba di otak. Sel saraf dapat menggunakan levodopa untuk membuat dopamine dan menambah lagi kebutuhan otak yang berkurang. Tetapi tidak semuanya merespon obat tersebut. Alternative lain adalah operasi, yaitu dengan suatu terapi yang disebut deep brain stimulation (DBS). Di DBS, elektroda di implantasi ke dalam otak dan disambungkan ke sebuah alat kecil yang disebut pulse generator yang dapat di program secara eksternal. DBS dapat mengurangi kebutuhan akan levodopa dan obat lainnya dan juga dapat mengurangi tremor dan pergerakan yang lambat.


Terapi stem cells untuk Parkinson’s Disease
            Saat ini ada riset baru yang mendemonstrasikan bahwa stem cells dapat digunakan untuk menyembuhkan kerusakan di otak yang disebabkan oleh Parkinson’s Disease. Riset ini berasal dari Lund University di Swedia.

            Tujuan dari riset ini adalah untuk memproduksi dopamine neurons (nerve cell) dari human embryonic stem cells (hESC) dan mentransplantasikannya ke tikus dengan Parkinson’s Disease, dimana otak tikus tersebut disuntik dengan racun untuk memberhentikan produksi dopamine.

            Lalu para ilmuwan mengamati tikus-tikus tersebut selama enam bulan setelah stem cell ditransplantasi ke otak mereka. Para ilmuwan juga melakukan berbagai scan otak dan pemeriksaan terhadap jaringan untuk melihat bagaimana perkembangannya. Mereka juga melakukan uji tingkah laku pada tikus untuk melihat apakah ada pemulihan dari fungsi gerak.

            Hasilnya, pada bulan pertama sampai kelima setelah sel di transplantasi, scan MRI menunjukkan sel transplantasi tersebut sudah bertambah volumenya, yang menunjukkan bahwa terjadi proliferasi dan pematangan.

Sebelum transplantasi, otak tikus menunjukkan tingkat yang tinggi dalam pengikatan zat kimia dengan reseptor dopamine yang menandakan kekurangan dopamine. Lima bulan setelah transplantasi, tingkat pengikatan ini turun ke tingkat normal yang menandakan bahwa ada pengeluaran dopamine dari sel yang ditransplantasi.

Pemeriksaan pada jaringan otak tikus juga mengkonfirmasi penemuan ini, menunjukkan bahwa di jaringan tersebut kaya akan dopamine. Pengujian perilaku juga menunjukkan hasil yang postif, yaitu kesembuhan dalam fungsi gerak tikus.

Kesimpulan
            Dari hasil riset tersebut dapat disimpulkan bahwa stem cells bisa saja menjadi penyembuh dari Parkinson’s Disease dimasa mendatang. Hal tersebut dilandasi dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa otak tikus yang telah di transplantasi dengan stem cell dapat memproduksi dopamine dan mengembalikan fungsi gerak dari tikus yang sudah terkena Parkinson’s Disease. Meskipun clinical trial pada manusia baru akan dilakukan tiga tahun yang akan datang, tetapi setidaknya riset ini telah memberikan harapan bagi orang-orang yang terkena Parkinson’s Disease bahwa sebentar lagi rasa sakit yang mereka alami mungkin saja bisa sembuh.




You Might Also Like

0 komentar: