Hemofilia

09.12 hakiki zahara 0 Comments

Hemofilia adalah suatu kelainan pada sistem pembekuan darah. Normalnya, jika kulit terluka, darah akan membeku untuk mencegah pendarahan. Namun, pada pengidap hemofilia, darah tidak bisa membeku dengan cepat. Akibatnya, penderitanya akan berdarah lebih lama dan kehilangan darah lebih banyak.Penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Tapi, dengan penanganan yang tepat, pengidapnya bisa beraktivitas dengan normal.


Gejala Hemofilia

Gejala umum hemofilia yaitu:
  • Lutut, sikut, pinggul, bahu, otot lengan dan kaki tiba-tiba terasa nyeri, bengkak, atau terasa hangat.
  • Pendarahan yang berlangsung lama setelah mengalami luka.
  • Sakit kepala parah dan lama.
  • Muntah-muntah.
  • Terasa sangat lelah.
  • Nyeri leher.
  • Penglihatan bermasalah, biasanya rabun.
Penderita hemofilia yang cukup parah akan mengalami gejala yang lebih berbahaya, misalnya berdarah tiba-tiba. Gejala lainnya dapat berupa:
  • Memar-memar yang tidak jelas penyebabnya, ukurannya besar dan cukup dalam.
  • Sendi terasa nyeri dan bengkak, disebabkan oleh pendarahan internal.
  • Bercak darah pada urine.
  • Berdarah cukup banyak dan lama setelah terluka atau operasi.
  • Mimisan tanpa penyebab jelas.
  • Sendi terasa kaku.
Gejala hemofilia dapat terlihat sejak seseorang berumur dua tahun. Gejala awalnya adalah mudah memar. 

Penyebab Hemofilia

Penyebab hemofilia berbeda-beda, bergantung pada tipe yang diderita.
  • Hemofilia Tipe A.
    Ini adalah tipe yang cukup umum. Disebabkan oleh kurangnya faktor VIII dalam darah, salah satu komponen pembekuan darah.
     
  • Hemofilia Tipe B.
    Tipe ini disebabkan oleh kurangnya faktor IX dalam darah, yang juga berperan dalam pembekuan darah.
     
  • Hemofilia Tipe C.
    Tipe ini disebabkan kurangnya faktor XI dalam darah, yang berperan dalam pembekuan darah. Biasanya pengidap hemofilia tipe ini mengalami gejala yang ringan.
Hemofilia juga dapat diturunkan dari orang tua pada anaknya. Anak perempuan memiliki kromosom X dan X, sementara anak lelaki X dan Y. Hemofilia tipe A dan B terdapat dalam kromosom X. Karena itu, biasanya diturunkan oleh ibu ke anak lelakinya.
Sementara, tipe C dapat diturunkan oleh kedua orang tua pada anak lelaki maupun perempuannya. 

Komplikasi Akibat Hemofilia

Pengidap hemofilia dapat mengalami komplikasi seperti pendarahan internal, kerusakan sendi, dan infeksi penyakit lain akibat transfusi darah. Pengobatan hemofilia juga bisa menyebabkan komplikasi jika obatnya tidak cocok dengan pengidapnya.
  

Diagnosa Hemofilia

Seseorang biasanya baru diketahui mengidap hemofilia setelah mengalami pendarahan berlebihan saat operasi. Tapi, jika ada riwayat hemofilia di keluarga, bayi dalam kandungan pun dapat diperiksa apakah mengidap hemofilia atau tidak. 

Pengobatan Hemofilia

Pengobatan hemofilia berbeda-beda, bergantung pada tipe yang diidap. Untuk hemofilia tipe A yang ringan dan sedang, diberikan injeksi hormon. Hormon ini dapat merangsang aktifnya komponen pembekuan darah.
Untuk tipe A dan B yang termasuk parah, dilakukan transfusi cairan yang mengandung komponen pembekuan darah. Sementara, untuk tipe C, penanganannya berupa pemberian cairan plasma darah melalui infus.
Infus yang dilakukan secara berkala tiap dua atau tiga kali seminggu dapat mencegah pendarahan. Dokter bisa mengajarkan cara melakukan infus di rumah.
Jika sendi mulai terpengaruh oleh pendarahan dalam, pasien bisa melakukan terapi fisik. Terapi ini bertujuan melatih sendi agar tidak kaku dan rusak.
Sedangkan, untuk mengatasi luka kecil di kulit, cukup gunakan plester. Pendarahan dalam yang tidak terlalu besar juga bisa ditangani dengan menempelkan es yang dililit handuk.
  

Pencegahan Hemofilia

Pencegahan
Hemofilia tidak bisa dicegah, tapi ada beberapa cara untuk menghindari komplikasi yang mungkin terjadi, sebab kelainan darah ini.
Berolahraga teratur, hindari obat-obatan yang bersifat mengencerkan darah, dan pelihara kebersihan serta kesehatan gigi dan mulut. Gigi dan mulut yang sehat akan mengurangi risiko mencabut gigi. Jika tidak hati-hati, praktik cabut gigi bisa menyebabkan pendarahan.
Selain itu, berhati-hatilah ketika beraktivitas. Jangan sampai terjatuh atau terluka. Terutama bagi anak kecil.
  

0 komentar:

Anemia Defisiensi Besi (Iron Deficiency Anemia)

22.53 hakiki zahara 0 Comments

Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untukeritropoesis berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang.
Gambaran diagnosis etiologis dapat ditegakkan dari petunjuk patofisiologi,  patogenesis, gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, diagnosis banding, penatalaksanaan dan terapi. Beberapa zat gizi diperlukan dalam pembentukan sel darah merah. Yang paling penting adalah zat besi, vitamin B12 dan asam folat, tetapi tubuh juga memerlukan sejumlah kecil vitamin C, riboflavin dan tembaga serta keseimbangan hormone, terutama eritroprotein. Tanpa zat gizi dan hormone tersebut, pembentukan sel darah merah akan berjalan lambat dan tidak mencukupi, dan selnya bisa memiliki kelainan bentuk dan tidak mampu mengangkut oksigen sebagaimana mestinya. 
PATOFISIOLOGI
Zat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb).Kekurangan Fe mengakibatkan kekurangan Hb.Walaupun pembuatan eritrosit juga menurun, tiap eritrosit mengandung Hb lebih sedikit daripada biasa sehingga timbul anemia hipokromik mikrositik.
ETIOLOGI
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun.
1. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun, yang dapat berasal  dari :
  • Saluran Cerna : akibat dari tukak peptik, kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang.
  • Saluran genitalia wanita : menorrhagia, atau metrorhagia.
  • Saluran kemih : hematuria
  • Saluran napas : hemoptoe.
2. Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi (bioavaibilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan rendah daging).
3. Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan.
4. Gangguan absorpsi besi : gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik.
Pada orang dewasa, anemia defisiensi besi yang dijumpai di klinik hampir identik dengan perdarahan menahun. Faktor nutrisi atau peningkatan kebutuhan besi jarang sebagai penyebab utama. Penyebab perdarahan paling sering pada laki-laki ialah perdarahan gastrointestinal, di negara tropik paling sering karena infeksi cacing tambang. Sementara itu, pada wanita paling sering karena menormetrorhagia.1
EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari 50% penderita ini adalah ADB da terutama mengenai bayi, anak sekolah, ibu hamil dan menyusui. Di Indonesia masih merupakan masalah gizi utama selain kekurangan kalori protein, vitamin A dan yodium. Penelitian di Indonesia mendapatkan prevalensi ADB pada anak balita sekitar 30 – 40%, pada anak sekolah 25 – 35% sedangkan hasil SKRT 1992 prevalensi ADB pada balita sebesar 5,55%. ADB mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan anak berupa gangguan tumbuh kembang, penurunan daya tahan tubuh dan daya konsentrasi serta kemampuan belajar sehingga menurunkan prestasi belajar di sekolah.
PATOGENESIS
Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan zat besi sehingga cadangan zat besi makin menurun. Jika cadangan kosong maka keadaan ini disebut iron depleted state. Apabila kekurangan zat besi berlanjut terus maka penyediaan zat besi untuk eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinis belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficient erythropoiesis.Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer sehingga disebut iron deficiency anemia.
GEJALA KLINIS
Anemia pada akhirnya menyebabkan kelelahan, sesak nafas, kurang tenaga dan gejala lainnya. Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tidak dijumpai pada anemia jenis lain, seperti :
  1. Atrofi papil lidah : permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang.
  2. Glositis : iritasi lidah
  3. Keilosis : bibir pecah-pecah
  4. Koilonikia : kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Kelainan laboratorium pada kasus anemia defisiensi besi yang dapat dijumpai adalah :
1. Kadar hemoglobin dan indeks eritrosit : didapatkan anemia hipokrom mikrositer dengan penurunan kadar hemoglobin mulai dari ringan sampai berat. MCV, MCHC dan MCH menurun. MCH < 70 fl hanya didapatkan pada anemia difisiensi besi dan thalassemia mayor. RDW (red cell distribution width) meningkat yang menandakan adanya anisositosis.Indeks eritrosit sudah dapa mengalami perubahan sebelum kadar hemoglobin menurun. Kadar hemoglobin sering turun sangat rendah, tanpa menimbulkan gejala anemia yang mencolok karena anemia timbul perlahan-perlahan. Apusan darah menunjukkan anemiahipokromik mikrositer, anisositosis, poikilositosis, anulosit, sel pensil, kadang-kadang sel target. Derajat hipokromia dan mikrositosis berbanding lurus dengan derajat anemia, berbeda dengan thalassemia. Leukosit dan trombosit normal. Retikulosit rendah dibandingkan derajat anemia. Pada kasus ankilostomiasissering dijumpai eosinofilia.
2. Apus sumsum tulang : Hiperplasia eritropoesis, dengan kelompok-kelompok normo-blast basofil. Bentuk pronormoblast-normoblast kecil-kecil, sideroblast.
3. Kadar besi serum menurun <50 mg/dl, total iron binding capacity (TIBC) meningkat >350 mg/dl, dan saturasi transferin < 15%.
4. Feritin serum. Sebagian kecil feritin tubuh bersirkulasi dalam serum, konsentrasinya sebanding dengan cadangan besi jaringan, khususnya retikuloendotel. Pada anemia defisensi besi, kadar feritin serum sangat rendah, sedangkan feritin serum yang meningkat menunjukkan adanya kelebihan besi atau pelepasan feritin berlebihan dari jaringan yang rusak atau suatu respons fase akut, misalnya pada inflamasi. Kadar feritin serum normal atau meningkat pada anemia penyakit kronik.
5. TIBC (Total Iron Banding Capacity) meningkat.
6. Feses : Telur cacing Ankilostoma duodenale / Necator americanus.
7. Pemeriksaan lain : endoskopi, kolonoskopi, gastroduodenografi, colon in loop, pemeriksaan ginekologi.

DIAGNOSIS
Penegakkan diagnosis anemia defisiensi besi dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang diteliti disertai pemeriksaan laboratorium yang tepat. Secara laboratorik untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi dapat dipakai kriteria diagnosis anemia defisiensi besi sebagai berikut :
  1. Adanya riwayat perdarahan kronis atau terbukti adanya sumber perdarahan.
  2. Laboratorium : Anemia hipokrom mikrosister, Fe serum rendah, TIBC tinggi.
  3. Tidak terdapat Fe dalam sumsum tulang (sideroblast-)
  4. Adanya respons yang baik terhadap pemberian Fe.

0 komentar:

00.27 hakiki zahara 0 Comments




0 komentar:

Review Lipstick Mac

00.22 hakiki zahara 0 Comments

Haiiiiiiiiii

Jadi, kali ini aku akan mereview dua buah lipstick dari satu brand yang sama yaitu Mac. Sebenarnya aku udah lama tertarik mau beli lipstick dari Mac karena banyak orang yang bilang kalau lipsticknya bagus dan berhubung di Medan belum ada kounter resminya Mac jadi aku tunda dulu untuk membelinya. Karna aku paling males beli lipstick dari olshop takut warnanya beda dari yang di gambar.

Bulan Desember lalu, aku kebetulan lagi ke Jakarta. So, aku ngajak mama buat ke Grand Indonesia, karena kata kakak sepupu disana ada counter resminya Mac. Pas udah sampe disana, niatnya sih cuma mau beli satu lipstick aja, tapi pas mau bayar mama nanya ada lagi ga yang mau di beli, ya langsung aja aku minta beli satu lagi (kesempatan ga boleh disia-siakan hehe)

Jadi, aku memilih untuk membeli dua lipstick dengan finish yang berbeda. Yang pertama itu finishnya matte dan shadenya namanya kinda sexy. Menurut aku pribadi, kinda sexy itu the perfect nude banget. Karna pas di pake di bibir, dia ga bikin kita kelihatan pucat kayak orang sakit gitu. Meskipun matte, tapi lipstick ini ga terlalu susah buat dipake dan ga membuat bibirku kering.

cantik banget ya warnanya :)

Baru lipstick kedua yang aku beli itu finishnya lustre dan shadenya lovelorn. Warnanya pink soft dan cocok banget untuk digunakan sehari-hari. Beda dengan kinda sexy yang finishnya matte, kalo lipstick yang satu ini lembab dibibir dan sewaktu diaplikasikan ada sedikit shine, tapi ga seperti lipgloss. Diantara kedua lipstick itu, aku sih lebih prefer shade ini.
I really really love this color

Overall, kedua lipstick ini bagus. Dan wangi lipstick ini enak banget, wangi wangi vanilla gitu dan ga terlalu menyengat dihidung. Satu hal, yang disayangkan dari lipstick Mac ini yaitu harganya. Satu lipstick Rp. 280.000. But other than that, I really love this lipstick and maybe I'll buy another shade in the future (who knows :) )

So, that's all for now, see you in my next post.

Love you :*

0 komentar:

Biopsy

00.37 hakiki zahara 0 Comments


Introduction

A biopsy is a medical procedure that involves taking a small sample of body tissue so it can be examined under a microscope.
A tissue sample can be taken from almost anywhere on or in your body, including the skin, organs and other structures.
The term "biopsy" is often used to refer to both the act of taking the sample and the tissue sample itself.

When a biopsy may be needed
A biopsy can be used to investigate abnormalities, which can be:
functional – such as kidney or liver problems
structural – such as swelling in a particular organ
When the tissue sample is examined under the microscope, abnormal cells may be identified, which can help to diagnose a specific condition.
If a condition has already been diagnosed, a biopsy can also be used to assess its severity (such as the degree of inflammation) and grade (such as the aggressiveness of a cancer).
This information can be very useful when deciding on the most appropriate treatment, and assessing how well a person responds to a particular type of treatment. It can also be useful in helping to determine a person's overall prognosis (outlook).
Examples of conditions where a biopsy may be helpful include:
1.cancer
2.inflammation, such as in the liver (hepatitis) or kidney (nephritis)
3.infection, such as in lymph nodes – for example, tuberculosis
4.various skin conditions
It's not usually possible to tell whether a lump or growth on your skin or inside your body is cancerous (malignant) or non-cancerous (benign) by clinical examination alone, which is why a biopsy is often required.

Types of biopsy
There are various types of biopsy that can be used to help identify a wide range of health conditions. Types of biopsy include:
1.a punch biopsy – a special instrument punches a small hole in the skin to obtain a skin sample, to investigate a skin condition
2.a needle biopsy – a special hollow needle, guided by X-ray, ultrasound, CT scan or MRI scan, is used to obtain tissue from an organ or from tissue underneath the skin
an endoscopic biopsy – an endoscope is used to remove tissue, such as from the stomach during a gastroscopy
3.an excision biopsy – surgery is used to remove a larger section of tissue
perioperative biopsy – if consent has been given, a perioperative biopsy can be carried out during surgery; in certain circumstances, the sample may be tested straight away to help guide the surgery or further treatment

How a biopsy is carried out will depend on where the tissue sample is being taken from. Before the procedure, CT or MRI scanning is often used as a guide to help with this decision.
After the tissue sample is taken, it will be examined under a microscope to help identify the nature of the problem. This often means that a definite diagnosis can be made.
The type of stains and tests that are used when the tissue is examined under the microscope will depend on the medical condition being investigated.

Recovery
Most biopsies will only require local anaesthetic, which means you won't need to stay in hospital overnight. However, an overnight stay is usually required when the procedure is carried out under general anaesthetic.
Most types of biopsy are painless once the anaesthetic starts to work, although this depends on where the sample is taken. You may experience a dull ache, which can be treated with painkillers on the advice of your doctor or surgeon.
Some types of biopsy may involve staying in hospital for a few hours. You may need to have stitches or a dressing applied before you leave.

Getting your results
How quickly you get the results of a biopsy will depend on the urgency of your case and your local hospital's policy.
Results are often available within a few days. However, this is difficult to predict, because further tests may be needed after the first examination of the sample. It's sometimes necessary to send the microscope slides away, to get another specialist opinion.
If a biopsy is carried out during surgery, in some cases a different processing method may be used, known as a "frozen section". This enables the surgeon to get a preliminary result, which can be used to help guide treatment while it's in progress.
Your GP, hospital consultant or practice nurse will give you your results and explain what they mean. A biopsy is sometimes inconclusive, which means it hasn't produced a definitive result. In this case, the biopsy may need to be repeated, or other tests may be required to confirm your diagnosis.

0 komentar: